Senin, 15 Desember 2014
NGAJI SULUK MALEMAN " NEGERI JAZZ RANAN "
Solusi mengatasi tunggang menunggang itu menurut Mas ulil abshar abdallla rakyat diajari untuk mandiri. Ketika ketidak adilan kepemimpinan tidak berpihak kepada rakyat. Dalam hal agamapun rakyat harus berani bersuara berpendapat beretika mengatakan tidak. Karena apa yang dikatan pemimpin ustad itu belum tentu semua benar. Karena terkadang ada yang menunggangi sesuai dengan pesananan. Pada jaman orde baru kegiatan ngaji kongko seperti ini hampir tak pernah ada karena secara otomatis sudah di bekup oleh polisi ataupun koramil, jadi mereka itu bangga ketika melihat acara semacam ini. “ ngaji ora, dangdut juga tidak, wayang juga tidak. Jadi tidak jelas.”Kebijakan seorang pemimpin agama ketika tidak membela kebijakan umat kita harus berani berpikir beda. Ketidak jelasan menurut beliu ini juga perlu. Beliau juga mengutip sebuah kaidah hukum fiqih yang sering di sampaikan oleh (alm gusdur)
تَصَرُّفُ الْأِمَاِم عَلَى الرَّاعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ
“Tindakan imam terhadap rakyatnya harus dikaitkan dengan kemaslahatan.”
Jadi yang boleh menunggani itu rakyat. Ketika seorang pemimpin itu ceramah meskipun dia membawa segudang ayat tetapi dipakai untuk membenarkan kebijakan rakyat tertentu Rakyat harus berani berpikir berbeda.karena islam itu welas asih Rahmatan lilalamin…
Rabu, 26 November 2014
Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca.
Jumat, 17 Oktober 2014
KELUH KESAH SEDULUR CAPING GUNUNG SEDAN
Baru saja tadi sore aku ketemu, dengan seseorang yang belum aku ketahui namanya. mengaku bahwa. Akhir-Akhir ini lingkungan disekitar desa-nya mulai tidak nyaman terkait mulai berdiri dan mulai beroperasinya pabrik penggilingan batu. Yang secara otomatis debu nya sangat mengganggu aktifitasnya. "nek wong tuwo seh mas gak masalah wes bolak-balik ngrasakno asine uyah. Sek cah cilik kui lho mesakke." sejak awal ada kabar akan berdirinya pabrik sudah menjadi pro dan kontra. Bahkan sampai saudara pun tak pernah saling sapa.
Setiap ada pemuda vokal didesanya yang kontra terkait pendirian pabrik didekati oleh orang suruhan pabrik di kasih free supaya berdiam...ngono kok jare pemda ape mesterilkan terkait perijinan tambang. Opo wani leh. Wong pabrik penggilinggan batu wes kadung akeh..lalu beranjak pergi nyolati mayit yang belum sempet aku menayakan namanya siapa...
Selasa, 14 Oktober 2014
Jalan Cinta Kyai Budi Harjono
Sedulurku tercinta, Dia ada di sebuah tempat yang tak terjangkau oleh
pemikiran, tetapi ketika engkau menengok Dia dalam dirimu, engkau tidak
akan curiga Dia di negri antah brantah, Dia ada di sana, ini adalah
sebuah misteri yang Real, Nyata. Hanya Allah sajalah yang ada, jangan
mendekati Dia hanya ketika terserimpung oleh jeratan dengan dunia, kalau
kepepet ya tidak mengapa. Jangan seperti ombak yang hanya bernyanyi
ketika terhempas di pantai, jadilah air bak menggubah dunia dengan amal
pemberian itu.
Aku sering dongeng dengan banyak kisah, tetapi aku
menyadari bahwa aku sendiri adalah sebuah dongeng. Dia tidak bersatu,
juga tidak terpisah. Aku sendiri berlagak sok tahu, sok suci menyendiri,
atau berlebih-lebihan, namun segala sesuatu yang aku bahasakan
sangatlah tidak tepat: bagaimana aku dapat melukis gambar Dia itu?
Bagiku,
kebingungan mistis ini adalah bagai burung amat sangat indah itu, yang
kadang aku rasakan hinggap di atas kepalaku, kalau aku banyak omong dan
gerak, Dia langsung terbang entah kemana, kalau aku berharap hinggap
lagi, selalu menderaku harap-harap cemas: mungkinkah Dia datang lagi?
Untuk menanti kedatangan burung indah itu, aku bacakan senandung cinta
untuk menunjukkan aku rindu, dan hasrat ini sangat menggebu.
Ternyata
Dia memberi syarat yang sangat berat: Aku mau bersamamu, tetapi jangan
bicarakan sesuatu tentang ini dan itu, aku datang dalam keintiman, hanya
ingin bercumbu denganmu, jangan buang waktu. Cinta penghancur perbedaan
dan pengungkap Kesatuan.S egala sesuatu di dunia ini makan dan dimakan,
semua perjalanan berakhir dengan tragedi, tetapi ada dunia lain yang
bergerak selamanya.
Di dunia ini pencinta tak pelak terpisahkan,
tetapi di dunia lain bersatu selamanya. Semua benda yang indah ini tidak
berarti dibandingkan dengan Lautan nan dalam. Aku sering mengingat
bagian-bagian, meninggalkan untuk menatap pada Keseluruhan, padahal
kebaikan dan keburukan berasal dari Satu Sumber.
Apakah
keburukan berasal dari Tuhan? Pertanyaan ini jelas salah, karena mana
ada Tuhan punya kecacatan, malah keburukan adalah bagian dari
kesempurnaanNya. Seorang Pelukis tentu suka-suka ia menggoreskan
bakatNya dengan tanpa batas. Aku harus mengerti Ruh yang Satu, memecah
menjadi bentuk-bentuk tak terhingga kala ia melewati dunia ini. Aku
harus memahami bahwa samudra kesadaran itu luas, dan bentuk-bentuk itu
muncul ke permukaannya bagai wadah-wadah, setelah wadah penuh maka ia
akan tenggelam dalam kedalamannya. Siapa kawan yang tidak ingin
tenggelam dalam Tuhan, sebab orang mengira permukaan itu lebih baik,
ternyata di kedalaman itu terdapat mutuara-mutiara yang tak terhingga
nilainya.
Banyak orang ingin jadi abu, tetapi--termasuk
aku--takut pada api. Cinta adalah api yang melahap segala sesuatu selain
Kekasih. Bila ini adalah apiMu, musti bagaimana rupa api itu, bila ini
adalah ratapanMu, hasratku tak sabar menanti kehadiranMu, yang sungguh
cantik dan teramat manis. Aku mengeluh selalu, aku senang dalam
kekasaranMu maupun kelembutanMu. Bila kadang aku bisa mencercap Taman
Kesenangan, hasrat ini merasakan ketakhinggaan lapis keindahan itu, aku
tetap merintih, bagai orang yang ketingalan pesta makan yang manis dan
lezat....
Kawan-kawan, teruskan kebingunganku ini, kebingungan
cinta, Kekasih adalah Esa, yang tidak berawal dan berakhir, ketika
engkau temukan Dia, engkau tak akan mengidamkan yang lain, Dia lah yang
Maha Lahir dan Yang Maha Batin, Dia lah, Dia lah, Dia lah....
Langganan:
Postingan (Atom)